KENALI JENIS MASKER KAIN SESUAI SNI 8914:2020
- October 7, 2020
- Posted by: admin
- Category: Artikel
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merumuskan Rancangan Standar Nasional
Indonesia (RSNI) masker berbahan kain. Masker kain yang digunakan dengan benar berperan
efektif mencegah percikan air liur atau droplet. Berdasarkan penelitian masker kain
setidaknya bisa mengurangi percikan saluran nafas (droplet) dan virus corona sebanyak 71%
hingga 97%. Pemakaian masker juga menjadi salah satu langkah untuk mencegah penyebaran
dan penularan virus corona.
SNI yang dirumuskan dan disusun oleh Kemenperin itu telah ditetapkan Badan
Standardisasi Nasional (BSN). Penetapan ini berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor
408/KEP/BSN/9/2020. Adapun aturan tersebut tertuang dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI) 8914:2020 Tekstil-Masker dari kain. Yang dimaksud masker kain pada SNI 8914:2020
ialah kain penutup mulut dan hidung yang berfungsi sebagai penyaring partikel, virus, dan
bakteri yang terdiri dari minimal dua lapisan kain yang terpisah atau menyatu dengan teknik
tertentu. SNI 8914:2020 hanya berlaku untuk masker yang terdiri dari minimal dua lapis kain
dan dapat dicuci beberapa kali (washable), Tidak berlaku untuk masker dari kain nonwoven
(nirtenun) dan masker untuk bayi.
BSN menetapkan spesifikasi masker kain ber-SNI yang diklasifikasikan menjadi tiga tipe
berdasarkan penggunaannya. Tiga tipe itu diantaranya yaitu:
Tipe A untuk penggunaan umum,
Tipe B untuk penggunaan filtrasi bakteri, dan
Tipe C untuk penggunaan filtrasi partikel.
Berikut spesifikasi ketiga tipe masker kain tersebut berdasarkan SNI 8914:2020:
1. Tipe A – Masker kain untuk penggunaan umum
Minimal dua lapis kain
Parameter daya tembus udara di rentang 15-65 cm 3 /cm 2 /detik
Daya serap untuk lapisan dalam masker ≤ 60 detik
Kadar formaldehida bebas ≤ 75 mg/Kg
Untuk masker kain berwarna selain putih harus memenuhi persyaratan tambahan
berikut:
Kadar azo untuk masker kain < 30 mg/kg
Nilai perubahan warna untuk ketahanan luntur terhadap pencucian pada kedua
lapisan minimal 4 dan nilai penodaan warna 3-4
Nilai perubahan warna untuk ketahanan luntur terhadap keringat pada lapisan dalam
minimal 4 dan nilai penodaan warna 3-4
Nilai perubahan warna untuk ketahanan luntur terhadap saliva pada lapisan dalam
minimal 5
Apabila masker kain diberikan penyempurnaan tahan terhadap air harus memenuhi
persyaratan tambahan berikut:
Ketahanan terhadap pembasahan permukaan minimal ISO 2
Kadar PFOS dan PFOA < 1,0 µg/m 2
Aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus minimal 2,07 dan Klabsiella pneumiae
dengan nilai minimal 0,42.
2. Tipe B – Masker kain untuk penggunaan filtrasi bakteri
Lulus seluruh persyaratan pada Masker Kain Tipe A
Lulus parameter dan pengujian efisiensi filtrasi bakteri ≥ 60 persen
Lulus parameter dan pengujian tekanan diferensial ≤ 15 mmH 2 O/cm 2
3. Tipe C – Masker kain untuk penggunaan filtrasi partikel
Lulus seluruh persyaratan pada Masker Kain Tipe A
Lulus parameter dan pengujian efisiensi filtrasi partikulat sub-mikron 0.1 mikron ≥
60 persen
Lulus parameter dan pengujian tekanan diferensial kurang dari sama dengan 21
mmH 2 O/cm 2
Sementara itu, pengemasan masker kain dibuat per buah, dilipat, atau dibungkus plastik.
Kemasan masker harus diberi keterangan merek, negara pembuat, jenis serat lapisan, label
anti bakteri apabila melalui proses penyempurnaan anti bakteri, label tahan air apabila
melalui proses penyempurnaan tahan air, label ”cuci sebelum dipakai”, petunjuk pencucian,
dan tipe masker kain.
Efektifitas Penggunaan Masker Kain
Efektifitas penyaringan pada masker kain meningkat seiring dengan jumlah lapisan dan
kerapatan tenun kain yang dipakai. Kombinasi bahan paling efektif ditemukan pada lapisan
kain dari serat alam (seperti kain katun) ditambah dua lapisan kain chiffon berpoliester
spandex yang mampu menyaring 80 % sampai dengan 99 % persen partikel yang juga
bergantung pada ukuran partikelnya.
Masker kain perlu dicuci dan dapat dipakai berkali-kali. Meski bisa dicuci dan dipakai
kembali, masker kain sebaiknya tidak dipakai lebih dari 4 jam, karena masker kain tidak
seefektif masker medis dalam menyaring partikel, virus dan bakteri.
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
Hubungi Team Ahli Kami, jangan ragu untuk bertanya, kami akan menjawab segala pertanyaan anda
[…] kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN) pada tahun 2008. BSN merupakan lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menyusun, mengadopsi, […]