Pengujian Produk Popok
Kita ketahui popok dan bayi adalah dua hal yang tak bisa dilepaska. Saat ini, sangat umum dijumpai penggunaan popok sekali pakai untuk bayi. Kategori popok bayi sekali pakai pun sangat beragam, mulai kategori untuk bayi baru lahir (new born) hingga bayi mencapai berat 18 kg. Di satu sisi, penggunaan popok bayi sekali pakai sangat membantu orang tua karena praktis dan tidak perlu repot mencuci. Namun, di sisi lain, masih ada kekhawatiran akan efek samping penggunaan popok bayi sekali pakai, salah satunya timbulnya ruam popok / iritasi pada kulit bayi di sekitar bokong, paha, serta alat kelamin.
Dampak menggunakan popok sekali pakai yang sering terjadi adalah kelembaban akibat tumpukan air seni atau tinja yang menjadi tempat paling menyenangkan bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak dan menyebar. Dengan kata lain, popok sekali pakai tadi menjadi tak higienis lagi. Dari sinilah, iritasi kulit terjadi, gejala awal terlihat dari kulit yang kemerahan, bahkan bisa menjadi radang kulit (dermatitis). Yang lebih parah, jika bagian anus kena iritasi, akan cepat menyebar ke alat kelamin dan lipatan pangkal paha. Akibatnya, terjadi infeksi sekunder di kedua daerah tersebut, bayipun menjadi rewel karena ia merasa kulitnya gatal, perih, dan panas.
Pada dasarnya, kondisi bayi masih rentan terhadap penyakit. Untuk itu, bayi harus mendapat prioritas paling tinggi untuk dilindungi. Untuk itu Laboratorium PT Rajawali Baskara Perkasa menyediakan pengujian SNI 8802:2019 (Popok Bayi Sekali Pakai) sebagai upaya melindungi konsumen.
Laboratory Services
Dalam memenuhi kebutuhan pengujian SNI 8802:2019, Rajawali Testing Lab menyediakan pengujian yang tepat dengan metode yang sesuai dan tenaga kerja yang kompeten serta instrumentasi yang mutakhir. Rajawali Testing Lab menyediakan layanan dengan metode pengujian Popok bayi sekali pakai yang sesuai, yaitu:
